ANALISIS NASKAH DRAMA “
KERETA KENCANA ’’
KARYA EUGENE IONESCO DAN
DITERJEMAHKAN OLEH W.S.RENDRA
NO.
|
UNSUR INTRINSIK
|
PENJELASAN
|
CONTOH KUTIPAN
|
1.
|
ALUR
|
Di sebuah rumah tua hidup sepasang kakek dan nenek
yang berumur dua abad. Mereka menunggu kereta kencana
|
|
|
Kakek dan nenek mendengar suara keras yang
menghubungi mereka bahwa mereka akan mati pada tengah malam
|
Nenek : “Saya mendengarkan suara.”
Kakek : “Saya juga.”
Nenek : “Taukah kau artinya semua
ini?”
Kakek : “Ya! Malam ini kita akan mati bersama.” |
|
|
Kakek-Nenek mencoba menghibur diri di masa
terakhirnya.
|
Nenek : “Baiklah, engkau seorang
badut.”
Kakek : “Aku senang jadi badut.” |
|
|
Kakek dan nenek menyambut tamu yang bercahaya &
mengucapkan permintaan terakhir.
|
Kakek : “Cahaya telah datang...
permohonan terakhir.”
Nenek : “Ya. Ucapkan permohonan terakhir sayang.” |
|
|
Kakek dan nenek menemui ajalnya dalam malam
menunggu kereta kencana.
|
Nenek : “KERETA
KENCANA”
(Tiba-tiba keduanya memegang jantungnya dengan
kesakitan, Kakek maju dua langkah)
|
|
2.
|
TOKOH DAN WATAK
|
-Manja
-Rewel
-Gampang mengeluh
-Cepat bosan
-Meratapi nasib
|
-Nenek : “Ah, kau terlalu banyak
aku manjakan, manis.”
-Nenek : “Kenapa kau buka jendela
itu... Kau nanti masuk angin.”
- Kakek : “Aku sudah kosong”
“Hidupku hampa dan sia-sia.”
- Kakek : “Ah, aku sudah bosan
bayinya nangis terus.”
-Kakek : (Tiba-tiba dengan lemas
duduk di lantai).”Aku bukan jenderal. Aku hanyalah proffesor
yang dilupakan, aku sampah dibuang.”
-Kakek : “Aku senang menjadi
badut.”
|
|
-Perhatian
-Bijak
|
Nenek : “Kau nanti masuk angin.”
Nenek : “Senyum disaat seperti ini
adalah kebudayaan.”
|
|
3
|
TEMA
|
Kehidupan dan kesetiaan kakek dan nenek yang akan
segera berakhir
|
Kakek : “Kita berdua mendapat
panggilan.”
Nenek : “Jadi kau pikir panggilan
itu untuk kita berdua?”
Kakek “ “Dua orang tua yang dua abad usianya, siapa lagi
kalau bukan kita? Baru dua hari yang lalu aku merayakan ulang
tahun yang ke dua ratus.” |
4
|
AMANAT
|
Kita harus berusaha dan terus tegar dalam
menjalani kehidupan. Tidak boleh putus asa.
|
Kakek : (Tiba-tiba dengan lemas
duduk di lantai). Aku bukan Jenderal. Aku hanyalah professor yang
dilupakan, aku sampah dibuang.”
Nenek : “Jangan begitu! Ayolah1
Bangkit dari lantai.
|
5
|
SETTING / LATAR
|
-Rumah kakek dan nenek yang sudah
tua
|
Nenek : “... Nyalakan lampu
listriknya. Di kamar ini dan di kamar tidur kita saja yang ada
lampu listriknya. Di kamar lain sudah rusak semuanya. Oh Tuhan....
Alangkah bobroknya rumah kita ini.....”
|
6. |
DIALOG
|
0 komentar:
Posting Komentar