Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

Rabu, 11 Juni 2014

Menganalisis Naskah Drama

Analisis, sangat penting untuk menemukan unsur-unsur yang terkandung dan menguak makna yang tersembunyi. Nah, dalam menganalisis naskah drama, kita dapat menemukan unsur-unsur yang membentuk drama tersebut, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Berikut ini adalah analisis dari drama berjudul Kereta Kencana yang diterjemahkan oleh W.S. Rendra.




ANALISIS NASKAH DRAMA “ KERETA KENCANA ’’
KARYA EUGENE IONESCO DAN DITERJEMAHKAN OLEH W.S.RENDRA

NO.
UNSUR INTRINSIK
PENJELASAN
CONTOH KUTIPAN
1.
ALUR
  1. PEMAPARAN

Di sebuah rumah tua hidup sepasang kakek dan nenek yang berumur dua abad. Mereka menunggu kereta kencana




  1. KONFLIK
Kakek dan nenek mendengar suara keras yang menghubungi mereka bahwa mereka akan mati pada tengah malam
Nenek : “Saya mendengarkan suara.”
Kakek : “Saya juga.”
Nenek : “Taukah kau artinya semua ini?”
Kakek : “Ya! Malam ini kita akan mati bersama.”

  1. KOMPLIKASI
Kakek-Nenek mencoba menghibur diri di masa terakhirnya.
Nenek : “Baiklah, engkau seorang badut.”
Kakek : “Aku senang jadi badut.”

  1. KLIMAKS
Kakek dan nenek menyambut tamu yang bercahaya & mengucapkan permintaan terakhir.
Kakek : “Cahaya telah datang... permohonan terakhir.”
Nenek : “Ya. Ucapkan permohonan terakhir sayang.”

  1. RESOLUSI
Kakek dan nenek menemui ajalnya dalam malam menunggu kereta kencana.
Nenek : “KERETA KENCANA”
(Tiba-tiba keduanya memegang jantungnya dengan kesakitan, Kakek maju dua langkah)
2.
TOKOH DAN WATAK
  1. KAKEK

-Manja

-Rewel

-Gampang mengeluh

-Cepat bosan

-Meratapi nasib


-Senang bersandiwara

-Nenek : “Ah, kau terlalu banyak aku manjakan, manis.”

-Nenek : “Kenapa kau buka jendela itu... Kau nanti masuk angin.”

- Kakek : “Aku sudah kosong” “Hidupku hampa dan sia-sia.”

- Kakek : “Ah, aku sudah bosan bayinya nangis terus.”

-Kakek : (Tiba-tiba dengan lemas duduk di lantai).”Aku bukan jenderal. Aku hanyalah proffesor yang dilupakan, aku sampah dibuang.”

-Kakek : “Aku senang menjadi badut.”



  1. NENEK
-Perhatian

-Bijak

-Tegar
Nenek : “Kau nanti masuk angin.”

Nenek : “Senyum disaat seperti ini adalah kebudayaan.”

Nenek : “Kita bisa mengisi kehidupan ini.”
3
TEMA
Kehidupan dan kesetiaan kakek dan nenek yang akan segera berakhir
Kakek : “Kita berdua mendapat panggilan.”
Nenek : “Jadi kau pikir panggilan itu untuk kita berdua?”
Kakek “ “Dua orang tua yang dua abad usianya, siapa lagi kalau bukan kita? Baru dua hari yang lalu aku merayakan ulang tahun yang ke dua ratus.”
4
AMANAT
Kita harus berusaha dan terus tegar dalam menjalani kehidupan. Tidak boleh putus asa.
Kakek : (Tiba-tiba dengan lemas duduk di lantai). Aku bukan Jenderal. Aku hanyalah professor yang dilupakan, aku sampah dibuang.”
Nenek : “Jangan begitu! Ayolah1 Bangkit dari lantai.

Nenek : “....Bulan akan luput dari mata, kereta kencana akan tiba, kita tidak boleh menangis, kita punya kebudayaan, kita tak boleh menangis.”
5
SETTING / LATAR
-Rumah kakek dan nenek yang sudah tua



-Malam hari
Nenek : “... Nyalakan lampu listriknya. Di kamar ini dan di kamar tidur kita saja yang ada lampu listriknya. Di kamar lain sudah rusak semuanya. Oh Tuhan.... Alangkah bobroknya rumah kita ini.....”

Kakek : “Malam musim gugur.”
6.
DIALOG





0 komentar:

Posting Komentar